Suatu hari, tidak di kala kita duduk di tepi pantai, apalagi memandang ombak di lautan yang kian menepi, burung camar pun tidak terbang bermain di derunya air, si Gentho dolan ke rumahku, dan kemudian mendapati gambar sketsa muka orang bikinanku. Demi melihat gambar tersebut, Gentho langsung membongkar laptopnya untuk kemudian memandatkan tugas ke aku buat nggambarin sketsa wajah ceweknya. Konon katanya gambar itu nantinya bakal dihadiahin ke ceweknya pas ultah.
Begitulah. Gara-gara ketauan menyembunyikan skill menggambar tangan, aku akhirnya ketiban order seperti itu. Memang, sih, sebelum-sebelumnya nggak 1 pun makhluk di kampusku yang nyadar kalo aku ini bisa nggambar. Taunya mereka, aku ini cuma rajin nongkrong di kantin sambil nggodain mbak-mbak cantik yang bersliweran. Apa boleh buat… Aku memang bukan orang ganteng yang hobi nyombong, sih…
Tapi sejujur-jujurnya, aku ini nggak bisa dibilang jago untuk urusan gambar-menggambar. Yang jago itu si Christian, atau malah si Marthana, temen sebangkuku waktu esema yang sekarang ngelanjutin S-2 Seni Rupa-nya di MIT sana (Mbandung Institute of Technology, maksudnya). Okelah, aku memang bisa nggambar dikit-dikit. Saking dikitnya, korban coretanku cumalah dinding-dinding tak berdosa di toilet kampusku yang kugambarin jantung hati, terus di bagian atas sama bawahnya ta’tulisin “Desti” dan “Joe”.
Dalam perkara gambar-menggambar, aku ini lemah kalo disuruh nentuin letak gelap-terangnya suatu obyek sama kalo disuruh menyusun gradasi warna. Tentunya hal ini bakal sangat menghalangi aku kalo saja aku kepengen jadi pelukis wajah jalanan di Malioboro sana. Bisa dipastikan konsumenku pasti bakal ngamuk-ngamuk dan memaksaku buat gulung tikar sebelum balik modal.
Tapi jangan salah! Walopun aku ini lemah betul dalam urusan yang ta’sebutin di atas tadi, aku ini jago mengakali keadaan. Masalah akal-akalan dan adu licik-licikan, aku ini masuk jajaran avant-garde di Ilmu Komputer UGM. Bahkan saking handalnya, si Lutfi - yang diamini sama mayoritas mahasiswa aktif di situ - menamaiku sebagai Sengkuni, meskipun aku sudah mati-matian mengklarifikasi kalo aku ini lebih cocok disetarakan dengan Bisma Dewabrata.
Tentu saja pada implementasinya di urusan gambar-menggambar wajah, ilmu akal-akalanku ini bisa diterapkan juga. Jadi kalo sampeyan-sampeyan yang nggak terlalu jago nggambar kepengen bisa nggambar sketsa wajah, sini, sampeyan ta’bimbing ke jalan yang benar. Baca dan ikuti tutorial nan ndak valid ala aku ini:
1. Pertama-tama siapkanlah segala keperluan sodara kalo kepengen bisa mengikuti jejakku. Sediakan 2 jenis pensil: pensil biasa dan pensil warna. Warna pensil warnanya bebas. Sesuaikan dengan selera sodara sahaja. Terus, sediakan juga kertas gambarnya. Di sini ta’sarankan kertas gambar yang permukaannya halus, sehalus pualam, yang diikuti juga oleh penyediaan penggaris. Terakhir, pastikan sampeyan punya komputer yang ada sopwer Adobe Photoshop di dalamnya. Oh ya, jangan lupa, kita juga butuh printer beserta tintanya.
2. Setelah sampeyan memastikan wajah siapa yang mau digambar dan punya file digitalnya dalam format *.jpeg, modifikasilah gambar wajah tersebut supaya gambar tersebut menjadi gambar dengan efek sketsa wajah. Jangan khawatir! Daku sudah pernah membuat tutorialnya.Yup! sekarang kita sudah bisa menentukan gelap terang dan letak bayangan pada obyek gambarnya. Hore!
3. Print gambar yang sudah dipermak tersebut. Dan jika sampeyan waktu esde dulu pernah belajar menggambar peta pulau-pulau di Endonesa, sekarang saatnya menerapkan kembali hal itu. Bikin kotak-kotak pada gambar yang sudah di-print. Ini bertujuan untuk menjiplak gambar yang di-print itu ke kertas gambar.
Semakin banyak kotak yang sampeyan buat, maka nantinya gambar yang akan sampeyan buat juga akan semakin presisi garis-garisnya.
4. Buat kotak juga di kertas gambar sodara - sebagai garis bantu - dengan ukuran masing-masing luasnya lebih besar dari kotak di hasil print-print-an sodara sebelumnya. Buat kotaknya kalo bisa pake pensil biasa yang tingkat ketebalan garisnya paling minim dan halus. Ini supaya nantinya garis bantu yang kita buat itu bisa dihapus.
5. Mulailah menggambar di kertas gambar sodara (jangan menggunakan kertas gambar orang lain, apalagi makenya ndak bilang-bilang. Itu dosa. Kalo dosa nanti sodara bisa masuk neraka) dengan mencontoh gambar yang sudah di-print menggunakan pensil warna (sebenernya pake pensil biasa pun boleh. Suka-suka sampeyan aja). Terapkanlah prinsip skala yang sodara pelajari waktu esde di sini. Sedikit berhatil-hatilah. Usahakan supaya garis-garisnya bisa sepresisi mungkin.
6. Jika gambar sampeyan sudah final, jika sodara sudah merasa cukup, hapus garis bantu yang tadi dibuat dengan pelan-pelan. Hati-hati, cuma itu yang bisa ta’sarankan supaya gambar sodara nggak jadi rusak.
7. Gambar sampeyan jadi. Tanda-tangani di pojok kanan bawah dengan tanda-tangan sampeyan untuk menandakan bahwa gambar itu asli dibuat sama tangan sampeyan. Jangan sampai Roy Suryo memiliki kesempatan untuk berbicara di depan wartawan bahwa gambar yang sodara bikin itu sebenernya palsu, bukan bikinan sodara sendiri!
8. Bawa gambar tersebut ke tukang pigura. Mintalah supaya dibingkai yang bagus. Bayar uang mukanya dan minta nota tanda terima, kemudian pulanglah ke asal sampeyan. Sebelumnya, kalo nggak kepengen gambar sampeyan suatu saat pudar, untuk meminimalisir resiko itu, silakan timpa gambar hasil bikinan sampeyan itu dengan cat (semacam) Pylox yang warnanya clear.
9. Tunggu beberapa hari. Setelah hari yang dijanjikan sama tukang piguranya datang, kembalilah ke tempat sang tukang pigura itu. Ambil gambar sodara dan jangan lupa melunasi sisa pembayarannya. Setelahnya silakan pulang ke rumah, tetapi sebelumnya mampirlah ke toko untuk membeli kertas kado.
10. Bungkus gambar hasil karya sampeyan tersebut dengan kertas kado, dan kemudian serahkan kepada si empunya wajah. Sebaiknya serahkan langsung dan tanpa perantara. Kalo bisa serahkan setelah sampeyan mengajak sang empunya wajah untuk makan malam yang romantis. Setelahnya sampeyan bisa memutuskan apakah akan menyatakan cinta sampeyan langsung di situ ataukah di depan rumahnya setelah sampeyan mengantarkan sang pemilik wajah itu pulang. Perhatian! Utarakanlah secara langsung. Jangan lewat telepon apalagi SMS!
11. Sekian dan terima kasih.
Tutorial berbonus tips di atas tadi ta’bikin dengan studi kasus menggambar sketsa wajah orang yang sedang sampeyan taksir. Jika sampeyan memutuskan untuk menggambar sketsa wajah bapak, ibu, simbah, atau simbah buyut sampeyan, silakan saja langkah-langkah selanjutnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Sekian saja tutorial untuk kesempatan kali ini. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 komentar:
Posting Komentar